Selasa, 23 September 2014

Persiapan menyambut kehadirannya...

Memilih dokter dan rumah sakit dengan mempertimbangkan berbagai kepentingan adalah realitas yang harus dihadapi. Aku mencari informasi tentang beberapa Rumah Sakit di Surabaya untuk mempersiapkan kelahiran anak keduaku yang istimewa. Banyak hal yang harus kupertimbangkan. Kenapa? Karena kehamilan kedua ini sungguh istimewa. Apa berarti kehamilan pertama saya tidak istimewa? tentu saja sama-sama istimewa. Karena hal sama juga kulakukan untuk kelahiran pertamaku, yang berbeda adalah dasar pertimbangannya.
Untuk persalinan kedua ini aku memilih untuk melahirkan dengan operasi caesar, tentu saja atas rekomendasi dari dokter yang menanganiku. Alasannya karena jarak dengan kelahiran pertamaku yang juga dengan caesar adalah belum 4 tahun. Sebenarnya aku bisa menyangkal Karena banyak juga orang-prang lain yang selisih kelahirannya belum 4 tahun tetapi bisa melahirkan dengan normal. Tapi aku sangat sadar dengan kondisi kehamilan keduaku ini yang tidak bisa disamakan dengan orang lain. Aku sangat mempertimbangkan hal itu.
Jauh di lubuk hatiku ingin juga melahirkan dengan proses normal, tapi keselamatan bayiku tentu saja prioritas yang lebih utama dibandingkan ego keibuanku yang belum tentu baik untuknya.
Kriteria pertamaku dalam memilih RS di Surabaya adalah fasilitas pelananan kesehatan untuk kondisi darurat. Ketersediaan instalasi NICU (Neonatal Intensive Care Unit) di RS menjadi salah satu kriteriaku. Fasilitas ini biasanya ada di Rumah Sakit besar. Fasilitas lain yang juga persyaratanku adalah skrining bayi risiko tinggi minimal untuk risiko dampak rubella saat kehamilan, yaitu pemeriksaan jantung, mata dan pendengaran. Kemudian aku perlu berkompromi dengan jaminan perusahaan yang bisa diberikan oleh perusahaan tempat suamiku bekerja.
Dari hasil penelusuranku melalui internet dan telpon ke bagian pelayanan masing-masing RS, ternyata dari beberapa RS yang menjadi mitra perusahaan suamiku, yang sudah ada fasilitas pemeriksaan mata Ret-cam adalah di RS Husada Utama. Lalu aku cek juga fasilitas pemeriksaan yang lain seperti pemeriksaan pendengaran dengan OAE dan pemeriksaan jantung dengan Echocardiography ternyata dapat dilakukan di sana. Akhirnya saya memantapkan hati untuk melahirkan di rumah sakit itu. Sayangnya, di akhir kehamilanku mulai awal tahun 2013 dr Frans sudah tidak berpraktek di sana, sehingga tidak dapat membantu proses persalinanku. Begitupun Prof. Agus. Aku terpaksa mencari dokter lain yang berpraktek di HU. Di antara beberapa dokter di HU aku memilih dr Didi Darmahadi Dewantoro, SpOG, yang merupakan Home Doctor di sana. Sebelumnya sudah kutelusuri testimony tentang beliau, cukup menguatkan. Paling tidak home doctor pasti akan lebih banyak standby di RS dan lebih mudah ditemui disana. Begitu juga dengan dokter anak yang akan menangani bayiku. Di sana ada dr Hartojo, SpA(K) yang berdasarkan testimony teman-temanku bagus. Dia juga konsern ke perawatan bayi resiko tinggi di instalasi NICU. Di sana juga ada dr Mahrus SpA(K) yang merupakan dokter anak yang pakar dalam menangani masalah jantung anak.
Mantap sudah keputusanku dalam memilih Rumah sakit. Suamiku mengamini dan segera berkonsultasi dengan dokter perusahaan untuk mekanismenya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar